“Toxic Relationship? Yuk Ikuti Tips Berikut Ini Agar Gaya Hubungan Kamu Terbilang Sehat”


Toxic Relationship? Yuk Ikuti Tips Berikut Ini Agar Gaya Hubungan Kamu Terbilang Sehat”


Menjalin sebuah hubungan merupakan impian bagi semua orang, sebagian orang memilih jalan untuk berpacaran untuk membangun sebuah hubungan dan mengenal pasangannya lebih jauh. Pacaran merupakan sebuah ikatan yang terjalin ketika individu menyatakan rasa suka sama suka, jalinan asmara yang terikat diantara keduanya membuat mereka saling mengerti akan pribadi masing-masing. Namun bagaimana jika jalinan asmara tersebut membawa sikap saling bergantung dan membutuhkan satu sama lain? Akibat alibi yang digunakan dalam hubungan tersebut adalah “rasa nyaman”. Pada umumnya komitmen pacaran terbentuk ketika mereka saling menceritakan kepribadian dan mengenal latar belakang masing-masing, orientasi berpacaran pun bermacam-macam, beberapa pasangan memilih untuk serius dan berorientasi menikah sedangkan beberapa pasangan memilih gaya berpacaran dengan cara bersenang-senang atau sekedar berbagi keluh kesah, untuk menuju tahap yang lebih serius mereka menjawab dengan santai “mengalir aja, kalau jodoh pasti tidak kemana”. Oleh karena itu untuk menghindari gaya berpacaran yang tidak sehat, diharuskan sebuah komitmen dari awal untuk membangun gaya berpacaran yang ideal. Untuk membangun komitmen dalam berpacaran, diperlukan persetujuan dari kedua belah pihak, namun untuk menuju tahap yang lebih serius tidaklah mudah. Tidak semua pasangan beriorientasi menuju tahap tersebut, bahkan beberapa diantara mereka memilih untuk mengakhiri hubungan mereka.
            Toxic relationship adalah sebutan bagi mereka yang menjalin hubungan yang saling bergantung satu sama lain, salah satunya pada ikatan “pacaran”. Dalam bahasa inggris toxic berarti racun dan relationship berarti sebuah hubungan dengan kata lain hubungan yang terjalin seperti racun dan mengikat hingga saling menyakiti. Pacaran merupakan sebuah ikatan yang melebihi jalinan pertemanan, sehingga mau tidak mau individu harus meluangkan dan merelakan waktunya untuk berkomunikasi dan menghabiskan waktu bersama pasangannya masing-masing. Sehingga gaya berpacaran yang toxic mengarah pada hal-hal yang negatif hingga berakibat pada kekerasan fisik. Apa saja resiko dari toxic relationship? Resiko tersebut dimulai dari krisis kepercayaan kepada pasangan hingga berakibat pada sikap yang posesif, lalu dilanjutkan dengan mulai berbohong dan menolak untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik, hingga rasa ingin menang sendiri serta tak mau mengakui kesalahan sehngga bersikap manipulatif untuk menutupi kesalahannya.



Oleh karena itu kenali gaya pacaranmu dari awal, agar tidak mengarah pada hubungan yang toxic. Ciri-ciri tersebut antara lain:
1. Ingin Didengarkan Dan Mencarimu Saat Terkena Masalah
Rasa bergantung mulai terlihat saat mendapatkan suatu permasalahan, dimana ia selalu mencarimu dan ingin kamu mendengarkan cerita atau keluh kesahnya. Namun  ia tidak pernah mendengarkan kisahmu dan melupakanmu di saat ia bahagia. Di sisi lain, kamu memiliki pasangan tapi ia tidak menghargaimu dan seolah-olah kamu tidak mempunyai pasangan.
2. Berbuat Sesuka Hati
Kemudian ciri selanjutnya adalah berbuat sesuka hati asal keinginan dan hasratnya terpenuhi, namun di sisi lain ia menyalahkan kamu disaat masalah menimpanya, bahkan ia berani bertindak kasar jika kamu melakukan hal yang dianggap dia salah. Jika kalian saling mencintai mengapa harus saling menyakiti? Bukankah hakekat cinta adalah saling menjaga satu sama lain? Itulah pertanyaan yang patut kamu pertimbangkan saat gaya berpacaranmu terdeteksi toxic relationship.
3. Posisimu Merasa Terancam.
Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, sudah jelas kita memilih orang-orang terdekat untuk mendengarkan keluh kesah kita. Namun bagaimana jika posisimu terancam? Bukannya merasa aman, malah merasa tidak nyaman hingga kamu merasa terkekang hingga terburu-buru dalam menjaga sikap. Sibuk menjaga perasaan saat mencoba menciptakan hubungan berpacaran yang sehat, sangat ironis. Oleh karena itu kamu perlu melakukan tindakan saat terjebak dalam kondisi seperti itu, untuk melindungi keselamatan kamu baik secara fiik maupun mental.




Idealnya prinsip dalam menjalin sebuah hubungan adalah timbal balik atau “take and give”, dimana kamu dan pasanganmu selalu berusaha berbuat yang terbaik untuk menjaga satu sama lain. Ketika pasangan kamu menceritakan keluh kesahnya, ia pun akan melakukan hal yang sama yakni mendengarkanmu. Rasa kasih sayang, rasa aman-nyaman, kebebasan dalam berpikir, saling peduli dan menghormati perbedaan pendapat, itulah ciri-ciri hubungan yang sehat dan ideal. Untuk mengatasi hubungaan yang terindikasi toxic, berikut merupakan langkah-lagkah yang bisa kamu lakukan:



1. Intropeksi Diri
Seringkali beberapa orang kurang menerapkan prinsip ini ketika pasangan mereka mulai berubah sikap maupun perbuatan, bercermin terhadap diri sendiri, apakah kita melakukan hal yang sama atau malah mendapat perlakuan yang tidak seharusnya. Intropeksi diri tidak hanya dilakukan oleh satu pihak melainkan dua pihak, karena sebuah kesalahan terjadi atas kehendak dari kedua belah pihak. Meski melakukan hal ini tidaklah mudah, tindakan ini harus tetap dilakukan aga tidak berpengaruh negatif ketika menjalin hubungan atau interaksi dengan orang lain. Sehingga perubahan pemikiran atau midset, dalam sikap dan saat berprilaku sangat diperlukan dalam membentuk sebuah hubungan yang ideal.
2. Membangun Komunikasi dengan Baik 
Menjalin hubungan komunikasi yang lancar menjadi sebuah tameng perlindungan bagi renggangnya sebuah hubungan. Mengapa hubungan renggang harus dihindari? Hal itu disebabkan agar kalian tidak saling berpasangka dan negative thinking terhadap pasangan kalian.  Kelancaran komunikasi pun, bisa menjadi racun pada hubungan antar personal, jika tidak diiringan dengan rasa saling menghargai dan percaya satu sama lain.
3. Turunkan Ego Masing-Masing
Rasa ingin menang sendiri pasti tertanam pada setiap individu, namun jika kalian mengalami sebuah perdebatan, individu harus menurunkan rasa egois dan emosi masing-masing untuk menciptakan sebuah hubungan yang stabil. Meski nyatanya hal itu tidaklah mudah. “Mengalah dan bersabar” itulah sikap yang harus kalian lakukan untuk menjaga perasaan pasangan kalian, tanamkanlah prinsip bahwa “mengalah belum tentu kalah” jika hubungan kalian patut dipertahankan, mengapa tidak?



4. Memiliki Visi Misi 
Idealnya setiap hubungan yang terjalin harusnya memiliki visi misi, entah tujuan yang terbentuk dari awal atau ditengah-tengah saat menjalani hubungan tersebut. Tujuan tersebut harus disepakati oleh kedua belah pihak dan memiliki kesamaan, sehingga masing-masing individu dapat menjalankan tujuan tersebut secara bersama-sama untuk menggapai impian yang sama.Tanamkanlah kejujuran dan keterbukaan saat ada masalah yang menipa, penyelesaian masalah secara diskusi pun bisa menjadi opsi pertama untuk menciptakan sebuah hubungan yang demokratis. Mengharagai satu sama lain dan saling menerima kritikan untuk menjadi pribadi yang lebih baik bagi pasangan masing-masing.





Demikianlah penjelasan mengenai toxic relationship dan langkah apa saja yang harus kamu lakukan ketika hubungan kamu bersama pasangan terindikasi toxic. Pada dasarnya setiap hubungan yang terjalin dalam ikatan “pacaran” haruslah dilandasi dengan rasa saling percaya dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing untuk menuju hubungan yang ideal dan demokratis.
"Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti dua orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti untuk saling menyakiti."  [RA. Kartini]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Hubungan Kalian Terasa Monoton? Yukk Simak Tips Berikut Ini Agar Relationship Kalian Lebih Visioner”

“Dialektika Ambisi”

“Review Jesscool Penyegar Panas Dalam”